Potensi Wilayah Kecamatan CEPIRING

Kecamatan Cepiring memiliki luas wilayah 30,08 km² terdiri dari 15 Desa.

Batas Wilayah Kecamatan Cepiring :

Sebelah Utara               :      Laut Jawa

Sebelah Timur              :      Kecamatan Patebon

Sebalah Selatan            :      Kecamatan Gemuh

Sebelah Barat               :      Kecamatan Kangkung


Jarak KantorKecamatan Cepiring Dengan Pemerintah Kota Kendal : 5,9 km

Pemerintahan

Desa di Kecamatan Patebon :

1.     Pandes

2.     Podosari

3.     Botomulyo

4.     Cepiring

5.     Damarsari

 

6.     Karangayu

7.     Karangsuno

8.     Gondang

9.     Sidomulyo

10.   Juwiring

 

11.   Kaliayu

12.   Kalirandugede

13.   Korowelangkulon

14.   Korowelanganyar

15.   Margorejo

 

Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Cepiring tahun 2022 sebanyak 54.600 jiwa trediri dari 27.332 laki – laki dan 27.268 perempuan

Jumlah penduduk Kecamatan Cepiring tahun 2023 sebanyak 56.108 jiwa trediri dari 27.871 laki – laki dan 28.237 perempuan

Jumlah penduduk Kecamatan Cepiring tahun 2024 sebanyak  .... jiwa trediri dari  ....  laki – laki dan  ....  perempuan

Sektor Utama

Sektor Utama yang berada di Kecamatan Perdagangan, Pertanian dan Perikanan.

 

Pariwisata 

1.      Pantai Indah Kemangi:

1.       Jembatan Loko, Peninggalan Belanda

Jembatan Loko Cepiring adalah sebuah jembatan tua yang terletak di Cepiring, sebuah kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. Jembatan ini memiliki nilai sejarah yang penting karena merupakan bagian dari jalur kereta api lama yang dibangun pada masa kolonial Belanda

 2.      Pantai Jomblom

 Pantai Jomblom terletak di desa Margorejo, kecamatan Cepiring, kabupaten Kendal,Jawa Tengah. Pantai Jomblom memiliki panorama alam pada saat sunset yang sangat indah. Banyak  pengunjung yang datang hanya untuk sekedar menikmati saat-saat matahari terbenam. Pantai jomblom buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB

3.             3.   Pabrik Gula Cepiring

               Bangunan kuno, yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1835 ini sekarang telah menjadi tempat wisata baru yang murah. Dengan hanya       mengeluarkan uang Rp 5.000, pengunjung bisa menikmati bangunan pabrik kuno yang dulu dijadikan tempat produksi gula, dan juga rumah-      rumah tua yang pernah dihuni oleh pegawainya.


Galeri

  • Foto 1

  • Foto 2

  • Foto 3

  • Foto 4